arsitektur islami
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah, Puja dan Puji hanya
layak tercurahkan kepada Allah SWT. , karena atas limpahan karunia-Nya.
Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad
Shallallahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa yang seluruh perilakunya layak
untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah kebenaran, yang seluruh getar
hatinya kebaikan. Sehingga saya dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat
sederhana.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca dan dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan
menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya para mahasiswa Universitas
Malikussaleh, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah
ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Lhokseumawe,
05Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………………………………………………………
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………. Ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… iv
BAB 1
I.
Pendahuluan……………………………………………………………………
II.
Latar Belakang………………………………………………………
1
BAB 2
I.
Pembahasan...………………………………………………………………..
3
1.
Prinsip pengingatan Pada Allah
SWT.......................................................
2.
Prinsip pengingatan pada ibadah dan
perjuangan.................................
3.
Prinsip pengingatan pada kehidupan
setelah kematian.....................................
4.
Prinsip pengingatan akan kerendahan
hati..........................................................
5.
Prinsip pengingatan akan wakaf dan
kesejahteraan publik.
6.
Prnsip pengingatan terhadap
toleransi kultural.
7.
Prinsip pengingatan terhadap
kehidupan yang berkelanjutan.
8.
Prinsip pengingatan tentang
keterbukaan
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN……………………………………….. 8
DAFTAR PUTAKA……………………………………………………………. 8
BAB 1
PENDAHULUAN
Memperbicangkan
tentang arsitektur Islam, sebagian besar dari kita terjebak dengan urusan
bentuk dan fisik belaka. Akibatnya apa yang dikatakan arsitektur Islam cuma
ditandai dengan hadirnya kubah, pelengkung, kaligrafi, minaret dan hal2 yang
bersifat fisik lainnya. Model pendekatan fisik umumnya mengacu pada typologi
arsitektur yang pernah hadir dalam sejarah tamadun Islam, khsususnya di Timur
tengah, Spanyol, Turki Utsmani, bahkan Kerajaan Mungal di India. Karya
arsitektur yang lahir dalam tamadun Islam tersebut belum tentu mencerminkan
nilai2 Islami, terutama nilai2 yang bersumber pada prinsip2 dasar Islam yakni
Al-Quran dan Hadist Nabi.
Dengan
demikian perlu sebuah rekonstruksi, yakni rekonstruksi pemikiran dan konsep utk
meluruskan pendekatan yang semata mata merujuk pada unsur2 fisik dan bentuk
menuju ke pendekatan nilai. Tentu saja pendekatan nilai tersebut harus mengacu
pada prinsip2 dasar Islam yakni Al-Quran dan Hadist sebagaimana yang disebut
oleh Prof Nagkula pada kuliah tamu di Prodi Arsitektur Universitas Malikussaleh.
Menurut Prof Nangkula, ada 8
pendekatan dalam menelaah Arsitektur yang punya nilai2 Islam.
9.
Prinsip pengingatan Pada Allah SWT.
10. Prinsip
pengingatan pada ibadah dan perjuangan
11. Prinsip
pengingatan pada kehidupan setelah kematian
12. Prinsip pengingatan
akan kerendahan hati
13. Prinsip
pengingatan akan wakaf dan kesejahteraan publik.
14. Prnsip
pengingatan terhadap toleransi kultural.
15. Prinsip
pengingatan terhadap kehidupan yang berkelanjutan.
16. Prinsip
pengingatan tentang keterbukaan
Delapan pendekatan nilai yang
disinggung di atas apakah tercermin dari karya-karya arsitektur yang ada di
Aceh yang nota bene menjadikan Islam sebagai rujukan utama. Sebagai contoh proyek pembangunan
pengembangan kawasan mesjid raya banyak bertentangan dengan prisnip2 dasar di
atas. Pemborosan dana yang begitu besar utk proyek payung, dan tentu biaya yang
mahal utk perawatnnya adalah salah atu bentuk pemubaziran..Penghancuran
sebagian ruang hijau akan berdampak pada berkurangnya area resapan air dan
peningkatan suhu mikro lingkungan. Monumentalisme adalah penentangan terhadap
prinsip2 kerendahan hati. Kalau diulas akan lebih banyak lagi prinsip2 islami
yang telah dilanggar oleh banyak karya arsitektur, bahkan karya arsitektur yang
melabelkan dirinya sebagai arsitektur Islam.
Secara umum apa yang diulas oleh
Prof Nangkula tentang konsep nilai dari arsitektur Islam bersesuaian dengan
konsep Islam rahmatanlilalamin, Islam dan arsitektur Islam yang memberikan
rahmat bagi sekalian alam, rahmat bagi segala ragam manusia, hewan, tumbuhan,
lingkungan dan semesta sekalian.
LATAR
BELAKANG
Banyak
perancangan dan pemikiran Arsitektur Islam lahir dari sebuah duplikasi dan
peniruan terhadap bentuk-bentuk, elemen dan ornamentasi dari bangunan yang
dianggap sebagai produk dari Masyarakat Muslim. Pendekatan ini seringkali
terbatasi dengan penggunaan simbol-simbol atau bentuk fisik yang dianggap
merepresentasikan Islam dan biasanya berasal dari Timur Tengah. Pada
perancangan masjid misalnya, pendekatan yang berorientasi pada fisik biasanya
menekankan perlunya kubah, menara atau mihrab sebagai elemen yang wajib ada
pada sebuah masjid. Makalah ini akan
berusaha menggali pemikiran, filosofi dan perancangan yang berasal dari nilai
dan prinsip dasar dari Islam yaitu Al-Qur’an dan Sunnah untuk kemudian
diinterpretasikan dan diterapkan dalam perancangan Arsitektur Islam yang sesuai
dengan semangat zaman, tempat dan kondisi sosial masyarakat. Diharapkan kajian
ini akan membuka diskusi yang lebih luas bagi pengembangan berbagai perancangan
dan pemikiran Arsitektur Islam khususnya di Aceh yang lebih ber-nilai,
progresif dan integratif di masa depan.
BAB 2
PEMBAHASAN
1.
Prinsip Pengingatan kepada Tuhan
Melalui berbagai firmannya Allah
banyak mengingatkan kita untuk lebih banyak berkontemplasi merenungi
ciptaan-Nya di alam ini. Melalui berbagai ayat Al-Qur’an, Ia banyak mengajak
kita untuk merenungi penciptaan alam dan mengambil pelajaran dari makhluk ciptaan-Nya
tersebut. Sebagaimana terlihat pada beberapa ayat berikut ini:
Dan Dialah
Tuhan yang membentagkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai
padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah
menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat
tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Q.S Ar- Ra’d :3)
Dan bumi ini
terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur,
tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang,
disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebagian yang lain tenang
rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran
Allah) bagi kaum yang berfikir. (Q.S Ar- Ra’d :4)
Alam merupakan bukti dari kebesaran
dan ke-Maha Agungan-Nya, dengan memperhatikan alam maka akan meningkatkan
keimanan dan ketakwaan kita kepadaNya. Hal ini telah ditegaskan oleh Frank
Lloyd Wright melalui berbagai tulisan beliau, sebagaimana terlihat berikut ini:
“True
education is a matter of seeing in, not merely seeing at. Seeing in means
seeing nature. Now when popular education uses the world nature, it may mean
the elements; it may mean animal life; it means pretty much from the; waist
down. Whereas nature with a capital “N”- I am talking about the inner meaning
of the word Nature-is all the body of god we’re ever going to see. It is
practically the body of God for us. By studying that nature we learn who we
are, what we are, and how we are to be.”
Karenanya sangat penting bagi kita
untuk memperlihatkan kebesaran alam sebagai ciptaan langsung dari Allah jika
dibandingkan dengan bangunan atau produk ciptaan manusia. Perancangan bangunan
dan perkotaan haruslah berusaha mendekatkan penghuninya dengan suasana yang
lebih alami dan dekat dengan alam. Makhluk ciptaan Allah seperti pepohonan,
rumput dan bunga-bungaan haruslah mendominasi sebuah perancangan
bangunan,perumahan atau perkotaan yang Islami.
Pada perancangan bangunan dan
perancangan perkotaan dewasa ini, prinsip yang lebih mengutamakan penjagaan
terhadap alam seringkali ditinggalkan. Para pengembang dan arsitek lebih
memilih untuk meratakan lahan, menghancurkan alamnya, baru kemudian mendirikan
bangunan sesuai keinginannya. Bagian yang alami kemudian dibuat terpisah dalam
bentuk taman buatan di sekitar bangunan.Kita akan melihat bagaimana manusia
menjajah alam melalui usaha pengasingan elemenelemen alam tersebut dari produk
ciptaan manusia.
Suatu contoh yang cukup baik dari
segi pengintegrasian alam dengan bangunan dapat dilihat pada perancangan
bangunan yang dilakukan oleh Frank Lloyd Wright. Pada perancangan bangunannya,
Wright tidak serta-merta meratakan tanah dan lahan yang akan dibangunnya namun
beliau secara hati-hati memilih pohon atau elemen alami yang dapat digunakan sebagai
elemen utama dari bangunannya. Setelah itu beliau akan secara hati-hati juga
menyusun massa bangunan diantara elemen alam tersebut. Dalam memilih bahan
bangunan dan ornamentasi pun beliau secara hati-hati mengambil elemen dengan
karakter yang sesuai dengan kondisi alam sekitarnya. Berbeda dengan perancangan
bangunan besar seperti istana atau bangunan klasik yang mementingkan aspek
simetrifitas dan tampak bangunan,bangunan karyaWright lebih bergerak secara
organik, asimetri dan berorientasi pada ruang di bagian dalam bangunannya.
Sebagaimana terlihat pada beberapa contoh bangunan beliau berikut ini:
Hasil dari pendekatan perancangan
ini sungguh luar biasa, bangunan akan menyatu dengan alam sekitarnya. Elemen
alam akan terlihat mendominasi sementara bangunan akan terlihat merendah dan
berdiri serasi dengan lingkungannya. Walaupun Frank Lloyd Wright bukanlah
seorang Muslim namun metode dan pendekatan perancangan beliau terlihat lebih
islami dibandingkan banyak arsitek Muslim yang hanya mengutamakan simbol-simbol
Islam dibandingkan substansi ajarannya.
Selain perancangan dan pembentukan
masa bangunan, elemen alam seperti cahaya matahari, aliran udara, suara-suara
alam dan gemericik air perlu diintegrasikan ke dalam bangunan. Bangunan sedapat
mungkin harus menggunakan sumber energi yang ramah dengan lingkungannya.
Penggunaan pencahayaan dan pengudaraan buatan yang dapat merusak lingkungan
perlu dihindari dan efek negatifnya perlu diminimalisir sehingga tercipta
hubungan yang serasi antara manusia dengan alam sekitarnya sebagai sarana
pembentukan kecintaan kita kepada Tuhan.
2.
Prinsip Pengingatan pada Ibadah dan
Perjuangan
Islam merupakan agama yang sangat
berbeda dengan agama lain karena tidak hanya mengatur hubungan antara manusia
dengan Tuhannya, namun juga mengatur bagaimana hubungan sesama manusia dalam
konteks hubungan dengan Tuhannya. Secara teoritis dan praktis prinsip ini cukup
kompleks karena ia tidak hanya berbicara tentang aspek ibadah saja namunjuga
berbicara mengenai muamalat dan perjuangan perbaikan kehidupan manusia. Hal ini
terjadi karena konsep ibadah dalam Islam menyatu dengan keseharian kehidupan
Muslim itu sendiri. Hal ini terlihat dari Firman Allah berikut ini:
Alif Laam Miim. Inilah
Kitab itu; tidak ada sebarang keraguan padanya, satu petunjuk bagi orang-orang
yang hendak bertakwa. Yang percaya kepada yang ghaib , dan yang mendirikan
sembahyang dan dari apa yang Kami anugerahkan kepada mereka, mereka dermakan.
Dan orang-orang yang percaya kepada apa yang diturunkan kepada engkau dan apa
yang diturunkan sebelum engkau, dan kepada akhirat mereka yakin.Mereka itulah
yang berada atas petunjuk dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang
beroleh kejayaan.(Q.S Al- Baqarah: 1-5)
beroleh kejayaan.(Q.S Al- Baqarah: 1-5)
Sesungguhnya
beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyu` dalam
shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan)
yang tiada berguna, Dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-orang yang
menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang
mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.
Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang
melampaui batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang
dipikulnya) dan janjinya, dan orang-orang yang memelihara sembahyangnya. Mereka
itulah orang-orang yang akan mewarisi.( QS Al Mu’minun 1-10)
Rasulullah sendiri melalui berbagai
hadith beliau secara tegas menjelaskan bahwa seorang Muslim bukanlah seorang
individu yang berdiri sendiri dan mencari keimanan dan ketakwaan untuk dirinya
sendiri. Seorang Muslim adalah bagian dari masyarakatnya karenanya ia perlu
berjuang demi kebaikan dan kesejahteraan masyarakatnya, sebagaimana terlihat
pada beberapa hadith berikut:
Abu
al-Darda’ reported the Apostle of Allah
(may peace be upon him) as saying: Shall I not inform you of something
more excellent in degree than fasting, prayer and almsgiving (sadaqah)? The
people replied: Yes, Prophet of Allah! He said: it is putting things rights
between people, spoiling them is the shaver (destructive).
Abu Dhar
reported the Apostle of Allah (may peace
be upon him) as saying: He who separates the community within a span takes off
the noose of Islam from his neck.
Dalam dunia arsitektur, hal
merupakan suatu prinsip yang membawa implikasi sangat besar. Dalam perancangan
masjid misalnya, ide tentang prinsip ibadah dan perjuangan menjadikan masjid
bukan hanya sekedar tempat sholat dan ibadah ritual saja. Namun juga berperan
sebagai pusat kegiatan sehari-hari dan pusat interaksi serta aktivitas dari
komunitas Muslim di kawasan tersebut. Hal ini berarti perancangan ruang-ruang
suatu masjid haruslah dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan aktivitas di
luar aktivitas ritual seperti sholat atau i’tikaf memungkinkan untuk
dijalankan. Aktivitas seperti olah-raga, seminar, diskusi keagamaan, sekolah
dan pusat pendidikan, perpustakaan, aktivitas perniagaan dan kegiatan yang
dapat memperkuat ukhuwah dan silaturahmi seharusnya mendapat porsi perhatian
yang cukup sebagaimana aktivitas ritual tadi.
Karenanya masjid seharusnya
dirancang agar mampu menarik perhatian dan mengundang jama’ah untuk bergabung
dan beraktivitas di dalamnya. Masjid bukanlah monument atau bangunan suci yang
justru diletakkan terpisah dan terasing dari masyarakatnya. Ia haruslah menjadi
pusat aktivitas yang menyatukan dan menjadi sarana dari berbagai kegaiatan
masyarakat karenanya elemen-elemen seperti pagar dan dinding bangunan
seharusnya lebih terbuka dan memberi kesan mengundang daripada melarang orang
untuk masuk ke dalamnya.
Karakter masjid sebagaimana
disebutkan diatas cukup unik dibandingkan bangunan peribadatan yang lain
seperti gereja atau kuil. Pada bangunan gereja atau kuil, ruang dalam bangunan
haruslah sedapat mungkin dibuat setenang dan sekhidmatmungkin sehingga orang
dapat khusyuk beribadah, sementara pada bangunan masjid harus dipisahkan antara
bagian yang memungkinkan ibadah secara khusyuk dengan bagian yang memungkinkan
pergerakan dan aktivitas yang lebih bebas. Karenanya diperlukan perancangan dan
zoning yang lebih jelas dan dinamis.
3.
Prinsip Pengingatan pada Kehidupan
Setelah Kematian
Prinsip ini adalah prinsip yang
sangat penting namun sering dilupakan oleh banyak orang. Kematian dankehidupan
setelah mati menjadi salah satu pilar penting dari prinsip hidup, filosofi, dan
keimanan dalam Islam. Seringkali sebagai seorang manusia kita dilenakan dengan
kesibukkan di dunia ini, lalu melupakan bahwa kita akan mati. Dalam prinsip keimanan
Islam dinyatakan bahwa setelah kematian setiap orang akan mendapatkan balasan
dari perbuatannya di dunia.Dalam berbagai ayatNya Allah SWT banyak mengingatkan
manusia untuk mempersiapkan bekal bagi menghadapi kehidupan setelah mati dengan
memperbanyakkan amalan di dunia ini. Hal ini terlihat pada beberapa ayat
berikut:
It is not
righteousness that ye turn your faces Towards east or West; but it is
righteousness- to believe in Allah and the Last Day, and the Angels, and the
Book, and the Messengers; to spend of your substance, out of love for Him, for
your kin, for orphans, for the needy, for the wayfarer, for those who ask, and
for the ransom of slaves; to be steadfast in prayer, and practice regular
charity; to fulfil the contracts which ye have made; and to be firm and
patient, in pain (or suffering) and adversity, and throughout all periods of
panic. Such are the people of truth, the Allah-fearing.
Those who
leave their homes in the cause of Allah, and are then slain or die,- On them
will Allah bestow verily a goodly Provision: Truly Allah is He Who bestows the
best provision.
Rasulullah sendiri juga banyak
mengingatkan kita akan pentingnya bagi kita untuk berhati-hati dalam kehidupan
kita bagi mempersiapkan kehidupan yang akan kita lalui setelah mati sebagaimana
terlihat pada hadith berikut ini:
Anas b.
Malik reported: There passed a bier (being carried by people) and It was lauded
in good terms. Upon this the Apostle of Allah (may peace be upon him) said: It
has become certain, it has become certain, it has become certain. And there
passed a bier and it was condemned in bad words. Upon this the Apostle of Allah
(may peace be upon him) said: It has become certain, it has become certain, it
has become certain. ‘Umar said: May my father and mother be ransom for you!
There passed a bier and it was condemned in bad words, and you said: It has
become certain, it has become certain, it has become certain. Upon this the
Messenger of Allah (may peace be upon him) said: He whom you praised in good
terms, Paradise has become certain for him, and he whom you condemned in bad words, Hell has become
certain for him. You are Allah’s witnesses in the earth, you are Allah’s
witnesses in the earth, you are Allah’s witnesses in the earth
Pemakaman merupakan salah satu bentuk
arsitektur dari prinsip ini. Agak sulit menemukan literatur berkenaan dengan
teori dan konsep pemakaman dalam konteks Arsitektur Islam karena biasanya
dianggap tabu atau tidak penting. Namun kalau kita lihat berbagai hadith
Rasulullah berikut ini, kita akan mendapati bahwa pemakaman merupakan elemen
yang sangat penting dan perlu mendapatkan perhatian yang cukup serius.
It is
narrated on the authority of ‘Amir ibn Rabi’a (may Allah be pleased with him)
that the Prophet (may peace be upon him) said: Whenever you see a funeral
procession, stand up for that until it
moves away or is lowered on the ground.
It is
reported on the authority of Ibn Juraij that the Holy Prophet (may peace be
upon him)said: Should anyone amongst you see a bier he must stand up so long as
it is within sight in case he does not intend to follow it.
Pemakaman merupakan suatu bangunan
yang penting,karena ia dibangun bukan untuk orang yang sudah mati namun sebagai
pengingatan bagi orang yang masih hidup. Karenanya perletakkan pemakaman
haruslah diletakkan di tempat yang mudah terlihat dari kehidupan sehari-hari.
Manusia perlu untuk senantiasa diingatkan bahwa mereka akan mati sehingga lebih
berhati-hati dan lebih tenggang rasa dengan masyarakat sekitarnya. Apabila
lahan yang mahal menjadi alasan dari pemilihan lokasi untuk perletakkan
pemakaman maka mungkin dapat digunakan simbol atau monumen untuk
mengindikasikan bahwa di tempat tersebut terdapat pemakaman.
Mengingat pentingnya pemakaman bagi
kehidupan keseharian sebagaimana dijelaskan diatas. Pemakaman perlu dirancang
dan didesain sehinggamemudahkan orang untuk datang dan berziarah disana. Perlu
juga disediakan fasilitas yeng mendukung fungsi utama ini seperti toilet dan
ruang-ruang untuk bersitirahat. Perlu juga disediakan ruang-ruang yang dapat
digunakan secara khusyuk bagi orang-orang untuk mengingat kematian dan
meningkatkan ketaqwaan.
4.
Prinsip Pengingatan akan Kerendahan
Hati
Islam mengajarkan seorang Muslim
untuk merendahkan diri di hadapan Tuhannya. Seorang pemimpin haruslah merendahkan
dirinya di hadapan orang yang dia pimpin. Seorang panglima harus merendahkan
diri dari tentara yang dipimpinnya. Pelajaran akhlak ini terlihat dengan jelas
dari keseharian Rasulullah SAW, sebagaimana terlihat pada hadith berikut:
Narrated
Anas bin Malik: While we were sitting aith the Prophet in the mosque, a man
came riding on camel. He made his camel kneel down in the mosque, tied its
foreleg and then said: “Who amongst us you is Muhammad?” At that time the
Prophet was sitting amongst us (his Companions) leaning on his arm. We replied,
“This white man reclining on his arm. The man then addressed him, “O Son of
‘Abdul Muttalib.” The Prophet said , “I am here to the Prophet “I want to ask
you something and will be hard in questioning. So do not angry want.” The man
said, “I ask you by your Lord, and the Lord of those who came before, has Allah
sent you as an Apostle to all the mankind?” The Prophet 1 replied, “By Allah,
yes.” The man further said, “I ask you by Allah. Has ordered you to observed fasts
during this month of the year (i.e Ramadan)?” He replied. “By Allah, yes.” The
man further said, “I ask you by Allah/ has Allah ordered you to Zakat from from
our rich people and distribute it to amongst our poor people?” The Prophet
replied, “By Allah, yes.” There upon that man said, “I believe in all that with
which you have been sent by my people as a messenger, and I am Dimam bin
Tha’laba from the brothers of Bani Sa’ad bin Bakr.”
Dari hadith ini terlihat bahwa orang
yang ingin bertemu dengan Rasulullah tersebut tidak dapat mengenali Rasulullah
diantara para sahabatnya. Dari sini dapat kita asumsikan bahwa rasulullah pasti tidak berbeda dengan sahabat yang lain.
Ia tidakmengenakan mahkota, tidak mengenakan baju kebesaran, tidak duduk di
tempat yang khusus melainkan bercampur dan berpenampilan sebagaimana sahabat
yang lain. Dari sini terlihat akhlak kerendahan hati Rasulullah dan bagaimana
iamenghormati para sahabatnya sebagai saudara se-iman. Pada beberapa kisah
dibawah ini diceritakan beberapa kisah tentang kerendahan hati Rasulullah yang
walaupun menjadi seorang pemimpin tetap memperhatikan dan mengasihi orangorang
yang dipimpinnya.
It is
narrated on the authority of Abu Huraira that a dark-complexioned woman (or a
youth) used to sweep the mosque. The Messenger of Allah (may peace be upon him)
missed her (or him) and inquired about her (or him). The people told him that
she (or he) had died. He asked why they did not inform him, and it appears as
if they had treated her (or him) or her (or his) affairs as of little account.
He (the Holy Prophet) said: Lead me to her (or his) grave. Their led him to
that place and he said prayer over her (or him) and then remarked: Verily,
these graves are full of darkness for their dwellers. Verily, the Mighty and Glorious
Allah illuminates them for their occupants by reason of my prayer over them.
Narrated Ibn
‘Abbas A person died and Allah’s Apostle used to visit him. He died at night
and (the people) buried him at night. In the morning they informed the Prophet
(about his death). He said, “What prevented you
from informing me?” They replied, “It was night and it was a dark night
and so we dislike to trouble you” The Prophet went to his grave and offered the
(funeral) prayer.
Dalam dunia arsitektur prinsip ini
membawa implikasi yang sangat besar. Ia berbicara tentang bagaimana seharusnya
kita meletakkan dan menyusun massa bangunan dalam konteks lingkungannya. Ukuran
bangunan sebagaimana kita belajar dari penampilan Rasulullah tadi tidak
seharusnya berdiri terlalu besar secara kontras dibandingkan bangunan
sekitarnya. Pemilihan bahan dan material bangunan pun harus dibuat sedemikian
rupa sehingga tidak terkesan terlalu mewah yang akhirnya akan banyak
menghabiskan uang untuk perawatannya.
Kesan monumental pada bangunan
(biasanya terjadi pada Masjid atau bangunan pemerintahan) yang seringkali
justru menyebabkan pemborosan lahan dan menghabiskan banyak biaya harus
dihindari karena ia akan memberikan imej yang negatif terhadap Islam (sebagai
agama yang feudal, penuh dengan pemborosan, haus kekuasaan dan
terbelakang),namun kita harus berusaha memberikan imej Islamsebagai agamayang
demokratis, progresif dan siapmenerima berbagai perubahan. Bangunan pun tidak
seharusnya mengacaukan komposisi alami dari lingkungan alaminya dengan
memaksakan komposisi simetri yang seringkali justru dipaksakan demi alas an
simbolik atau formalitas saja.
Beberapa contoh bangunan yang
dibangun secara monumental (dari kiri ke kanan): Atas:Taj Mahal di India,
Versailles di Prancis. Bawah: Perancangan Kota Berlin oleh Hitler dan Kota
Forbidden City di Cina.
Dalam perancangan rumah sendiri,
hadith berikut ini secara tergas menjelaskan tentang prinsip kerendahan hati
ini:
Anas bin
Malik said: the Apostle of Allah (may peace be upon him) came out and seeing a
high-domed building and said: What is it? His companions replied to him: It
belongs to so and so, one of the Ansar. He said: He said nothing but kept the
matter in mind. When its owner came and gave him a salutation among the people,
he turned away from him. When he had done several times, the man realized that
anger was connected with him and the turning away was because of him. So he
complained of that to his companions, saying: T swear by Allah that I cannot
understand the Apostle of Allah (may peace be upon him). They said: He, went
out and saw your domed building, so the man returned to it and demolished it,
leveling it to the ground. One day the Apostle of Allah (may peace be upon him)
came out and did not see it. He asked: What has happened to the domed building?
They replied: Its owner complained to us of your turning away, and when we
informed him about it, he demolished it. He said: Every building is a
misfortune for its owner, except what cannot, meaning except what cannot be
done without.
5.
Prinsip Pengingatan akan Wakaf dan
Kesejahteraan Publik
Sebagaimana semangat dan prinsip
yang telah disebutkan sebelumnya, Islam mengajarkan agar umatnya berinteraksi
dan saling menolong dalam masyarakat. Islam tidak pernah memerintahkan umatnya
untuk menyendiri dan mencari keshalehan untuk dirinya sendiri. Dalam Islam
terdapat beberapa amalan pribadi seperti I’tikaf dan sholat sunnah namun
kesemuanya dibingkai oleh kerangka kehidupan bermasyarakat. Karenanya aktivitas
dan fasilitas sosial merupakan suatu elemen penting dalam kehidupan masyarakat
Muslim. Hal ini dapat dilihat pada beberapa hadith berikut:
Abu Shuraih
att-Ka’bi reported the Apostle of Allah
(may peace be upon him) as saying: He who believes in Allah and the last
Day should honour his guest. Provisions for the road are what will serve for a
day and night hospitality extends for three days; what goes after that is
sadaqah (charity). And it is not allowable that a guest should stay till he
makes himself anencumbrance.
Narrated Abu
Huraira: Allah’s Apostle (may peace be upon him) said, “The poor person’s is
not the one who goes round the people and ask them for a mouthful or two
(meals) o a date or two but the poor is that who has not enough (money) to
satisfy his needs and whose condition is not know to others that others may
give him something in charity, and who does not beg of people.
Dari hadith ini terlihat bahwa
Rasulullah sangat memperhatikan kehidupan sosial dari umatnya. Pada hadith yang
pertama rasulullah mengajarkan kita untuk menghormati tamu dan menjaga
fasilitas umum, ini menunjukkan bagaimana Islam sangat menggalakkan kegiatan
dan aktivitas sosial. Hadith yang kedua menyuruh kita agar memperbanyak sedekah
dan kontribusi kepada masyarakat melalui sebuah perumpamaan yang unik. Dari
sini kembali terlihat bagaimana perhatian Islam terhadap kehidupan
bermasyarakat umatnya. Pentingnya menjaga fasilitas sosial dan anjuran untuk
melakukan kegiatan sosial juga dapat dilihat pada beberapa hadith berikut ini:
Abu Sa’id
al-Khudri reported the Apostle of Allah (may peace be upon him) as saying:
Avoid sitting in the roads. The people said: Apostle of Allah I must have
meeting places in which to converse. The Apostle of Allah (may peace be upon
him) said: If you insist on meeting, give the road its due. They asked: What it
the due of roads, Apostle of Allah? He replied: Lowering the eyes, removing
anything offensive, returning salutations, commanding what is reputable and
forbidding what is disreputable.20
‘Umar b.
al-Khattab quoted the Prophet (may peace be upon him) as saying on the same
occasion: Help the oppressed (sorrowful) and guide those who have lost their
way.
Dalam dunia arsitektur prinsip ini
membawa implikasi yang sangat besar. Yang pertama, bahwa fasilitas umum dan
fasilitas sosial perlu mendapatkan prioritas yang utama. Berbeda dengan
perancangan bangunan dewasa ini yang seringkali mengutamakan aspek komersial
dari suatu bangunan dengan mengetepikan fasilitas dan kebutuhan umum untuk
masyarakat. Dalam sebuah mall seringkali fasilitas umum seperti tempat bermain
anak, tempat duduk, taman atau masjid menjadi bagian dari bangunan yang
terpinggirkan karena dianggap tidak memiliki nilai komersial. Hal ini tentu
bertentangan dengan prinsip dan hadith diatas, sehingga kita perlu merekonstruksi
pola pikir dan pemahaman kita dari sebuah pola perancangan yang berorientasi
kepada materialistik ke pemikiran yang lebih sosial dan mengutamakan
kepentingan publik.
Bangunan-bangunan yang merupakan
institusi sosial seperti rumah jompo, rumah orang cacat dan orang-orang yang
miskin perlu ditingkatkan fasilitasnya. Masyarakat digalakkan untuk saling
membantu tanpa kecuali termasuk terhadap orang-orang di luar Islam. Islam
menggalakkan tanggung jawab komunitas bukan hanya perseorangan.
6.
Prinsip Pengingatan terhadap
Toleransi Kultural
Sejarah telah mencatat Islam sebagai
satu-satunya agama yang memiliki toleransi yang luar biasa. Di negara-negara
dimana Islam menjadi umat mayoritas, toleransi dan kerjasama antara satu agama
dengan agama yang lain berjalan dengan baik dan berkembang. Hal ini membuktikan
bagaimana Islam sebagai sebuah sistem hidup menjadi rahmat bagi seluruh alam
sebagaimana dinyatakan oleh Allah berikut ini:
We sent thee
not, but as a Mercy for all creatures.22 We have not sent thee but as a
universal (Messenger) to men, giving them glad tidings, and warning them
(against sin), but most men understand not
Sikap toleransi Rasulullah terlihat
jelas pada hadith berikut:
It is
narrated on the authority of Ibn Abu Laila that while Qais b. Sa’d and Sahl b.
Hunaif weer both in Qadisiyya a bier passed by them and they both stood up.
They were told that it was the bier of one of the people of the land
(non_Muslim). They said that a bier passed before the Holy Prophet (may peace
be upon him) and he stood up. He was told that he (the dead man) was a Jew.
Upon this he remarked: Was he not a
human being or did he not have a soul? And in the hadith transmitted by ‘Amr b.
Murra with the same chain of transmitters, (the words) are: “There passed a
bier before us”.
Sejarah telah mencatat bagaimana
bencinya umat Yahudi kepada Rasulullah dan umatnya hingga hari ini. Namun pada
hadith diatas terlihat bagaimana penghormatan dan penghargaan Rasulullah kepada
mereka. Bahkan kepada orang yang sudah mati sekalipun. Allah telah menciptakan
manusia terdiri dari berbagai bangsa dan ras, namun hal ini tidak menjadi
sumber perpecahan karena dalam Islam ukuran derajat seseorang di mata Allah
terletak pada ketaqwaan dan keimanannya sebagaimana terlihat pada ayat berikut:
O mankind!
We created you from a single (pair) of a male and a female, and made you into
nations and tribes, that ye may know each other (not that ye may despise (each
other). Verily the most honoured of you in the sight of Allah is (he who is) the most righteous of
you. And Allah has full knowledge and is well acquainted (with all things).
Ayat tersebut juga mengajarkan kita
untuk saling mengenal satu sama lain dan bekerja sama bagi kesejahteraan
bersama.
Dalam Arsitektur, hal ini menegaskan
akan kewajiban kita untuk menghormati budaya dan kehidupan sosial masyarakat
dimana bangunan tersebut berdiri. Selama tidak bertentangan dengan Islam kita
diperbolehkan mempergunakan bahasa arsitektur masyarakat setempat dengan
memanfaatkan potensi dan material yang ada di tempat tersebut. Hal ini tentu
menjadi prinsip yang menjamin flesibilitas perancangan bangunan dalam Islam.
Dalam perancangan masjid misalnya,
dari hasil kajian yang luas di berbagai negara terhadap perancangan sebuah
masjid, kita akan mendapati berbagai variasi dan kreasi yang sungguh luar
biasa. Masjid dibuat dengan teknologi, biaya dan sumber daya yang disesuaikan
dengan kondisi regional dimana ia berdiri, tanpa sebuah keharusan untuk
meletakkan elemen tertentu. Dari sini perancangan masjid yang bercorak Timur
Tengah di negara yang beriklim tropis seperti Indonesia dan Malaysia tentu
harus dikaji kesesuainnya.
Berbagai bentuk tipologi masjid di berbagai negara (dari kiri ke kanan),
atas: tipologi masjid di tanah Arab, tipologi masjid di Afrika, Tipologi Masjid
di Turki dan Anatolia, Tipologi Masjid di Iran. Bawah: Tipologi masjid di
India, Tipologi masjid di Cina, Tipologi masjid di Asia Tenggara.
Pada aspek yang lain seperti
perancangan sebuah rumah tinggal, aspek budaya dan pola kehidupan sosial masyarakat
perlu diperhatikan ketika kita akan menyusun perletakkan dan program ruangnya.
Sensivitas hubungan antara lelaki dan perempuan atau penghormatan antara orang
muda dan orang tua perlu mendapat perhatian dan pertimbangan yang serius dalam
proses perancangan sebuah bangunan tinggal.
7.
Prinsip Pengingatan akan Kehidupan
yang Berkelanjutan
Allah menciptakan manusia sebagai
Kahlifah di muka bumi ini. Khalifah berarti pemimpin sekaligus pemelihara dan
penjaga. Karenanya manusia memiliki kewajiban untuk menjaga, memelihara dan
melestarikan alam ini bagi kepentingan generasi yang akan datang. Dewasa ini
kita melihat banyak sekali kerusakan yang terjadi di muka bumi ini yang
disebabkan oleh tingkah laku manusia sebagaimana dinyatakan oleh Allah berikut
ini:
Mischief has
appeared on land and sea because of (the meed) that the hands of men have
earned, that (Allah) may give them a taste of some of their deeds: in order
that they may turn back (from Evil). Say: "Travel through the earth and
see what was the end of those before (you): Most of them worshipped others
besides Allah.”
Islam sebagaimana terlihat pada
hadith dibawah ini melihat seluruh alam sebagai tempat sholat yang harus dijaga
kebersihan dan kesuciannya. Karenanya sebagai seorang Muslim kita perlu menjaga
kelestarian alam ini sebagaimana kita menjaga tempat sholat kita. Dari sini
terlihatlah bagaimana konsepsi Islam yang tinggi dalam menjaga lingkungannya.
Hudhaifa
reported: The Messenger of Allah (may peace be upon him) said: I have been made
to excel (other) people in three (things)Our rows have been made like the rows
of the angels and the whole earth has been made a mosque for us, and its dust
has been made a purifier for us in case water is not available. And he mentioned
another characteristic too.
Kehidupan berkelanjutan dalam
penulisan ini setidaknya memiliki dua konteks yaitu konteks alami dan konteks
sosial. Konteks alami artinya bahwa pembangunan yang kita lakukan hendaknya
memperhatikan kebutuhan generasi penerus. Kita harus berusaha melestarikan alam
demi kepentingan generasi yang akan datang karenanya diperlukan sebuah
perencanaan dampak lingkungan hidup dari setiap pembangunan dan pembinaan yang
kita lakukan. Hal ini terlihat dari sikap Rasulullah yang ketika perang pun
melarang tentara Islam dari merusak lingkungan. Dari beberapa hadithnya
Rasulullah pun menggalakkan umatnya untuk menanam pohon sebagai bentuk
sedekahnya kepada lingkungannya, sebagaimana terlihat pada hadith berikut:
Jabir (Allah
be pleased with him) reported Allah’s Messenger (may peace be upon him) as
saying: Never a Muslim plants a tree, but he has the reward of charity for him,
for what is eaten out of that is charity; what is stolen of that, what the
beast eat out of that, what the birds eat out of that is charity for him. (In
short) none incurs a loss to him but it becomes a charity on his part.
Kehidupan berkelanjutan dalam
konteks sosial berarti bahwa kita harus menyiapkan suatu sistem pemerintahan
dan politik yang berkelanjutan. Penggantian pemimpin merupakan suatu hal yang
wajar, yang kita perlu lakukan adalah mempersiapkan calon pemimpin masa depan
sebanyak-banyaknya sehingga jika terjadi pergantian kepemimpinan, proses
transisinya tidak mengganggu kehidupan rakyat banyak. Kepemimpinan bukanlah
posisi yang perlu diperebutkan oleh sekelompok elit dalam masyarakatuntuk
mendapatkan keuntungan materil, namun ia merupakan suatu tanggung jawab yang harus siap dipikul oleh
setiap warga negara sebagai bentuk tanggung jawab dan kontribusinya kepada
masyarakat.
Dalam dunia Arsitektur kedua prinsip
ini memiliki implikasi yang sangat besar. Kelestarian secara alami mengajarkan
kepada kita untuk memperhatikan betul-betul kondisi lahan dan lingkungan
sekitar kita sebelum merancang sebuah bangunan. Pemilihan bahan dan penggunaan
teknologi perlu betul-betul diperhatikan sebelum kita melakukan suatu perubahan
terhadap tapak dan mengolahnya. Sementara Kelestarian secara sosial memberikan
pengajaran kepada kita agar lebih memperhatikan bahasa arsitektur yang kita
gunakan dalam merancang sebuah bangunan. Bahasa arsitektur feodal dalam
perancangan bangunan pemerintahan atau bangunan umum seperti simetri dan skala
raksasa dengan set back yang berlebihan perlu dihindari demi menciptakan sebuah
bangunan pemerintahan atau bangunan umum yang lebih demokratis dan akrab dengan
masyarakat.
8.
Prinsip Pengingatan tentang
Keterbukaan
Prinsip akuntabilitas publik
berbicara tentang proses tranparansi atau keterbukaan dari suatu pemerintahan
kepada rakyat yang dipimpinnya. Prinsip ini juga berbicara tentang kewajiban
pemerintah untuk menghilangkan dan menghindari apa-apa yang dapat mengganggu
serta mengancam keselamatan umum demi kesejahteraan bersama.
Dalam upaya memenuhi ide
akuntabilitas yang pertama diperlukan kritik terhadap penguasa dalam upaya
meluruskan jalannya pemerintahan oleh rakyat. Sejarah telah mencatat bahwa
Islam telah membuktikan suatu sistem demokrasi yang begitu baik dimana seorang
rakyat dapat dengan mudah mengkritik pemimpinnya sebagaimana terlihat pada
kisah berikut ini:
One night
Sa;id Al-Musayyab heard Umar Abdul Aziz reciting aloud the Quran in the Mosque
of the Prophet. Sa’id ordered his son to go to the person who was praying and
tell him to lower his voice n recitation. His son replied that the mosque is a
public place and that they had not a single right to it and furthermore, the
man who was reciting was the Governor of Medinah. Sa’id then called onto the
reciter and said, “O you who is praying. If you desire that Allah The most High
to accept your prayer, then lower your voice. If you desire that people accept
you, the people are only in need of Allah.” When Umar, the Governor of Medinah
heard, this advice, he shortened his supererogatory prayer and lowered his
voice in recitation.
Kerangka dan dasar dari kritikan
terhadap pemerintah atau usaha untuk
memperbaiki keadaan ini terlihat jelas dari hadith Rasulullah berikut ini:
It is
narrated on the authority of Tariq b. Shihab:…….Abu Sa’id said: I heard the
Messenger of Allah )may peace be upon him) saying, “Who amongst you should see
something abominable should modify it with the help of his hand; and if he has
not strength enough to do it, then he should do it with his tongue, and if he
has not enough strength to do it even then he should abhor it from his heart,
and that is the least of faith.”
Dalam dunia arsitektur prinsip ini
memberikan sebuah implikasi yang luar biasa terutama dalam perancangan bangunan
pemerintahan. Bangunan parlemen Jerman yang telah diperbaharui dari bangunan
lamanya yang berarsitek klasik dapat menjadi kasus yang menarik. Pada bangunan
ini masyarakat dapat berjalan di bagian atapnya dan dapat melihat bagaimana
wakil rakyatnya bersidang. Perancangan ini menunjukkan supremasi sekaligus
pengawasan dari masyarakat kepada pemimpinnya.
Ide akuntabilitas yang kedua berhubungan
dengan usaha pemerintah dan masyarakat untuk bersama-sama menghilangkan hal-hal
yang dapat membahayakan kepentingan bersama. Dari hadith yang disebutkan
sebelumnya bahwa kita dituntut untuk secara aktif merespon kemungkaran atau
hal-hal yang negatif dalam masyarakat dengan segala potensi yang ada pada diri
kita. Mengenai kewajiban kita untuk menyingkirkan bahaya dari masyarakat secara
tegas dijelaskan oleh Rasulullah pada beberapa hadith berikut:
It is
narrated on the authority of Abu Huraira that the Messenger of Allah (may peace
and blessings be upon him) said: Faith has over seventy branches or over sixty
branches, the most excellent of which is the declaration that there in no God
but Allah, and the humblest of which is the removal of what is injurious from
the path: and modesty is the branch of faith.
Abu Dharr
reported: The Apostle of Allah (may peace and blessing be upon him) said: The
deeds of the people, good and bad, were presented before me, and I found the
removal of something objectionable from the road among their goog deeds, and
the sputum mucus left unburied in the mosque among their evil deeds.
Abu Huraira
reported Allah’s Messenger (may peace and blessing be upon him) saying: A
person while walking along the path saw the branches of the tree lying there.
He said: By Allah, I shall remove these from this so that these may not do harm
to the Muslims, and he was admitted to Paradise.
Dalam dunia arsitektur ide kedua
dari prinsip keterbukaan ini berimplikasi terhadap perancangan minimum dari
bangunan untuk keselamatan anak. Pada bangunan tinggi seperti apartemen dan
rumah susun aspek keamanan bagi anak-anak seringkali diabaikan, padahal
berdasarkan hadith diatas ketika kita dapat menghilangkan bahaya dari
masyarakat yang lain maka kita akan mendapatkan pahala selama usaha yang kita
lakukan tersebut masih dapat melindungi orang lain. Penggunaan ornamentasi pada
bangunan-bangunan umum apalagi bangunan pemerintahan yang pada akhirnya
menghabiskan banyak uang untuk pembuatan dan pemeliharaannya perlu dihindari,
dana yang ada sebaiknya disalurkan untuk kesejahteraan orang banyak dan
usaha-usaha perlindungan di masa depan. Ornamen dapat digunakan untuk
membahasakan slogan atau ide-ide yang membangun kepada masyarakat namun
hendaknya tidak keluar dari koridor diatas.
Mengenai penggunaan ornamentasi ini
pun harus diperhatikan dalam perancangan dalam perancangan bangunan termasuk
masjid sebagaimana secara tegas dinyatakan dalam hadith berikut ini:
The
construction of the mosque. Abu Sa’id said, “The roof of the mosque was made of
the leaves of date palms.” ‘Umar ordered a mosque to be built and said,
“Protect the people from rain. Beware of red and yellow decorations for they
put the people to trial.” Anas reciting a part of a Hadith said, “They will
boast of them (mosques) rather than coming frequently to them for offering
prayers.” Ibn ‘Abbas said, “You (Muslims) will surely decorate your mosques as
the Jews and Cristians decorated (their churches and temples).
Ibn ‘Abbas
reported the Apostle of Allah (may peace be upon him) as saying: I was not
commanded to build high mosques. Ibn ‘Abbas said: You will certainly adorn them
as the Jews and Christians did.
Dari uraian diatas terlihatlah
bagaimana Islam mengatur aspek akuntabilitas atau keterbukaan secara jelas
dalam perancangan bangunan dan kehidupan bermasyarakat.
Kesimpulan
Pembahasan diatas berusaha
mengeluarkan berbagai ide dan kerangka teori Arsitektur Islam yang lahir dari
prinsip-prinsip dasar Islam yaitu Al-Qur’an dan Hadith. Berbeda dengan kajian
tipologi yang biasa dilakukan pada berbagai kajian tentang Arsitektur Islam,
pendekatan ini berusaha melihat ke dalam sistem nilai yang ada dalam Islam
untuk kemudian diimplementasikan dalam perancangan bangunan. Dari kajian diatas
dapat disimpulkan bahwa dalam usaha memahami dan membentuk kerangka teori
Arsitektur Islam diperlukan pemahaman terhadap nilai-nilai internal Islam,
pemahaman terhadap teori-teori dasar arsitektur, kondisi sosial-politik
masyarakat, pemahaman terhadap nilai-nilai modern awal, pemahaman terhadap
aspek kelestarian lingkungan dan pemahaman terhadap fungsi kontemporer
bangunan.
Prinsip-prinsip perancangan
sebagaimana dibahas diatas yang meliputi prinsip pengingatan pada Tuhan,
prinsip pengingatan pada ibadah dan perjuangan, prinsip pengingatan pada
kehidupan setelah mati, prinsip pengingatan akan kerendahan hati, prinsip
pengingatan akan wakaf dan kesejahteraan publik, prinsip pengingatan terhadap
toleransi kultural, prinsip pengingatan kehidupan yang berkelanjutan dan
prinsip pengingatan tentang keterbukaan, mungkin hanya sebagian kecil dari
nilai-nilai moral yang ada pada Islam yang memungkinkan kajian ini untuk
dikembangkan secara lebih luas dan mendalam di masa depan.
Komentar
Posting Komentar