arsitektur moder,post modern dan tropis

V . Arsitektur modern (pasca kemerdekaan)
LATAR BELAKANG

Dalam dunia arsitektur seringkali terjadi perubahan yang selaras dengan perkembangan teknologi, politik, sosial, ekonomi. modernisasi timbul ketika revolusi industri pada tahun 1960-1863. Pada keadaan inilah yang membawa perubahan dalam mayarakat yang akan mempengaruhi pula perubahan dalam arsitektur.
Gagasan modernisme dalam arsitektur dan tumbuh semenjak akhir abad ke19 di Eropa barat yang diakibatkan oleh berbagai kemajuan dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi. terjadinya spesialisasi dan terpisahnya dua keahlian, yaitu arsitek dalam hal fungsi; ruang dan bentuk disatu pihak dan akhli struktur dan konstruksi dalam hal perhitungan dan pelaksanaan. Perubahan dalam kebudayaan ditandai dengan style neo clasic yang semakin pudar, menuju ke arah ‘Form follow function’
Ornamen diyakini sebagai suatu kejahatan karena dianggap tempelan dari ukiran dan merupakan kebenaran palsu, yang hal ini diungkapkan oleh Adolf Loos. Kondisi arsitektur modern dipenuhi dengan ambisi, ketegangan, hilangnya referensi lama, dan juga ketergeseran akan nilai kemanusiaan karena adanya industrialistis yang mendominasi kehidupan pada saat itu.

1. PERKEMBANGAN SEJARAH

• Gerakan Avant Garde memberi kehidupan baru dalam teori perencanaan dan pelaksanaan arsitektur. arsitektur modern mengkristal menjadi suatu aliran yang disebut dengan International Style,
• Dalam pandangan arsitektur modern selanjutnya (1910-1940-an) terjadi perubahan dalam pola dan keindahan arsitektur, dimana keindahan muncul semata mata oleh adanya fungsi dari elemen elemen bangunan. Oleh karenanya disebut sebagai aliran arsitektur Fungsionalisme,
• Teori bentuk dan konsep lama baik tentang keindahan dan seni arsitektur masa lalu telah ditinggalkan dengan munculnya aliran Cubism
• arsitektur Kubisme dan Fungsionalisme berkembang sangat cepat di Eropa Amerika bahkan Asia, hal ini sejalan dengan perkembangan budaya , pola pikir dan pola hidup modern masyarakat dalam hal seni, keindahan dan teknologi yang berdasarkan ratio, Progressive Individualistis yang didukung oleh Industrialis Materialistis.
GERAKAN PADA ARSITEKTUR MODERN
Art and Craft movement (Inggris)
• adalah suatu gerakan pada akhir masa
revolusi industri yang mementingkan
komitmen kerja dan keindahan.
Penganutnya menolak estetika yang
dihasilkan oleh produksi secara
massal, yang dianggap sebab utama
hilangnya keindahan individual. Arts
and Crafts Movement berkembang di
Inggris saat paruh akhir abad ke-19.

2. Perkembangan Arsitektur Modern Indonesia
arsitektur Indonesia (modern) pasca kemerdekaan dibagi atas lima periode Yaitu :
a) Periode ini ditandai dengan muncul kota satelit Kebayoran Baro di Jakarta oleh R.Soesilo. Periode ini berlangsung setelah kemerdekaan hingga tahun 1960. Arsitek generasi pertama mendominasi periode ini dengan pengaruh kuat dari aliran Delft. Beberapa arsitek yang muncul dan berkarya pada periode ini adalah :
- R.Soesilo dengan karyanya Perencanaan Kota Satelit Kebayoran Baru ( 1948 )
- Lim Bwan Tjie (1932-1964)di Semarang
- Soehamir, akan tetapi sayang tidak didapatkan informasi tentang karyanya
- Soedarsono, dengan karyanya Tugu Monumen Nasional (MONAS) Jakarta
- F. Silaban dengan karyanya SPMA, Bogor (1951), Bank Indonesia, Jakarta (1958), Markas Besar AURI, Jakarta (1958) dan Masjid Istiqlal (1965)
Fokus arsitektur pada periode ini lebih kepada bagaimana mengembangkan arsitektur tropis modern Indonesia dengan tradisi berarsitektur modernis rasional sejati.


b) Periode kedua
Periode ini dipelopori oleh generasi Arsitek kedua Indonesia yaitu Suhartono (anak Susilo), Hasan Purbo, dan Achmad Noe’man. Periode ini berlangsung tahun 1960-1970, secara makro merupakan periode pembentukan pendidikan arsitektur di Indonesia, seperti (Prof. Ir.) Hasan Purbo di Institut Teknologi Bandung, (Prof. Ir.) Suhartono Susilo di Universitas Prahyangan Bandung, (Prof. Ir.) Sidharta di Universitas Diponegoro Semarang, (Prof. Ir.) Parmono Atmadi di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, (Prof. Ir.) Johan Silas di Istitut Teknologi Surabaya. Terdapat sesuatu yang penting terjadi pada periode kedua ini yaitu kembalinya pada arsitek muda dari pendidikan dan ITB menghasilkan lulusan pertama yang kemudian menggerakkan arsitektur pada periode ini. Arsitek muda ini kemudian bergabaung sebagai generasi kedua Arsitek Indonesia. Beberapa dari mereka yang tersebut dalam periode ini yaitu :
- Soejoedi ( karyanya Conefo/MPR/DPR Jakarta ) dan Han Awal dari TU Berlin,1960
- Soewondo Bismo Sutedjo dari TH Hannover, 1961
- Djauhari Sumintardja ( dari sekolah arsitektur Stockholm, Swedia 1960 )
- Hasan Purbo, Suhartono Susilo, Sidharta, Parmono Atmadi, Zaenuddin Kartadiwiria, Wastu Pragantha, Johan Silas, Danisworo, Slamet Wirosanjaya dari ITB
Meletusnya gerakan G30 S PKI mengakibatkan tidak banyaknya karya yang dihasilkan dalam periode ini.
Fokus arsitektur pada periode ini kecenderungan meninggalkan pemikiran arsitektur tropis modern Indonesia yang telah dirintis oleh generasi sebelumnya dan ketertarikan pada arsitektur tradisional mulai muncul serta menguatnya tradisi berarsitektur modernis rasional sejati.
Periode Ketiga
o Periode ini berlangsung antara tahun 1970-1980 ditandai dengan munculnya orde baru dalam politik Indonesia. Pencanangan pembangunan nasional berjangka (PELITA) yang dibuat penguasa politik pada saat itu membuat iklim rancang bangun bergairah kembali. Periode ini merupakan puncak karya dari generas kedua seperti :
• Han Awal : Konsep Tower in Park pada kompleks Inversitas Atmadjaya, Jakarta
• Soejoedi : Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Kedutaan Prancis dan Sekretariat ASEAN.
• Slamet Wirosanjaya, dikenal sebagai landscape handal.
• Djauhari Sumintardja, menerbitkan buku Kompendium Sejarah Indonesia.
Kemudian para lulusan pertama “pendidikan arsitektur dalam negeri” yang lulus pada tahun 1970-an seperti Robi Sularto, Adhi Moersid, Yuswadi Saliya, Dharmawan, Eko Budiardjo, dan Gunawan Tjahyono muncul sebagai generasi arsitek ketiga di Indonesia setelah dua generasi sebelumnya mencapai puncak karyanya pada periode ketiga ini. Yang menjadi fokus arsitektur pada masa ini adalah pencarian identitas Arsitektur Indonesia dan kebangkitan arsitektur tradisional. Tradisi modernis rasional yang dibawa dua periode sebelumnya mendapat kritikan keras sejalan dengan derasnya arus pemikiran arsitektur dunia.

c) Periode Keempat
Periode ini berlangsung antara tahun 1980-1990, arsitek generasi ketiga mencapai puncak karyanya. Proyek-proyek yang ditangani adalah proyek-proyek yang berskala besar (pemerintah).
• Atelier 6 dengan karyanya Executive Club Hilton Jakarta, serial Hotel Santika, gedung STEKPI, Hotel Nusa Dua dan Masjid Said Naum (karya terbaik Adhi Moersid).
• Tripanoto Sri, dengan serial arsitektur Keluarga Cendana, kompleks TMII, RS. Kanker Indonesia.
• Y.B. Mangunwijaya dari TH Aachen Jerman, dengan karyanya perumahan di Kali Code
• Yogyakarta, tempat ziarah Sendang Sono, rumah tinggal Arief Budiman di Salatiga
• Gunawan Tjahyono, dengan karyanya Gedung Rektorat UI.
• Yang menjadi fokus arsitektur pada periode ini yaitu keinginan untuk mensenyawakan arsitektur modern dan tradisional dengan penekanan lebih kepada simbol makna dan budaya dibandingkan dengan permasalahan kondisi tropis.

Periode Kelima
Periode ini berlangsung antara tahun 1990-2000, merupakan kondisi kontemporer arsitektur Indonesia dan percepatan peristiwa merupakan karakter yang menonjol pada periode ini. Periode ini ditandai dengan munculnya arsitek muda Indonesia (AMI) : Sonny Sutanto, Marco Kusumawijaya dkk., dan bergabungnya arsitek periode keempat (Josep Prijotomo dkk) dalam periode ini. Beberapa karya yang menonjol periode ini dan mendapat penghargaan yaitu:
• DCM (Budiman, Sonny, Dicky) : Tugu Park Hotel di Malang, Gedung Ford Foundation untuk ASEAN (bekerja sama dengan Gunawan Tjahyono).
• Budi Lim : Urban Infill di Bank Universal Hayam Wuruk dan Konservasi Bank Universal Melawai.
• Thamrin dan Kelompok Kumuh : Gerbang Utara ITB.
• Arcadia (Gatot, Armand dan Tony) : The Condor, Dunia Fantasi Ancol.
 Krish Suharnoko, CafĂ© Batavia
• rianto : Kantor Bank Exim Kamayoran.
• Sardjono Sani : Rumah Tinggal Tusuk Sate di Pondok Indah Jakarta.
• Fuyuan : Rumah Pabrik.
• Yori dan Marco K. : Rumah Murah Swadaya Plan International Kupang
Fokus arsitektur pada periode ini lebih kepada pengungkapan tradisi berarsitektur AMI yaitu peningkatan profesionalisme, penjelajahan desain dan kejujuran berekspresi

VI. I lahirnya Arsitektur post- modern
Istilah post –modern sebenarnyanya sudah dikenal sejak pertengahan tahun 1970-an , tidak hanya di dunia arsitektur tapi juga pada dunia seni lukis , tari , patung , film, dan bahkan ideology. Pad a dasarnya post-modern merupakan reaksi (anti-thesis) dari modernisme (thesis) yang sudah berjalan sangat lama .
Aritektur post –modern adalah pencampuran antara tradisional dengan non tradisional , gabungan modern dengan setengah non modern perpaduan antara lama dan baru . Arsitektektur post-modern mempunyai style yang hybrid (perpaduan dua unsure ) sering di sebut sebagai double coding.
VI.II Ciri- cirri Aliran yang berbekembang
Dua ciri pokok Arsitektur post-modern adalah anti rasionalisme dan neo –sculptural, barbed dengan Arsitektur modern yang rasional dan fungsional . cirri-ciri bangunan yang sculptural sangat menonjol karena di hiasi dengan ornament –ornamen baroque dan renaissance . Budi sukada (1988) menyebutkan ada 10 ciri arsitektur post- modern , yaitu;
1. Mengandung unsure –unsur komunikatif yang bersifat lokal atau popular
2. Membangkitkan kembali kenangan historic
3. Berkonteks urban
4. Menerapkan kembali teknik ornamentasi
5. Bersifat representasional
6. Berwujud metafori ( dapat berarti bentuk lain
7. Dihasilkan dari partisipasi
8. Mencerminkan aspirasi umum
9. Bersifat plural
10. Bersifat ekletik
untuk dapat dikategorikan sebagai Arsitektur post-modern tidak harus memenuhi kesepuluh cirri diatas.
Sebuah karya arsitektur yang mempunyai enam atau tujuh cirri di atas juga dapat di kategorikan ke dalam arsitektur post- modern .
Aliran –aliran post-modern di bedakan berdasrkan konsep perancangan dan reaksi terhadap lingkungan

Kesimpulan
Arsitektur post modern mempunyai dua muka berbeda masing-masing mempunyai arti ( dual –coding atau mixture of meaning. Ia mewakil dua kutub yang berbeda :
Kaum populis dan eletis , romantic dan modernist, yang mempunyai dua bahasa yang berbeda dan masing-masing mempunyai barti yang berbeda pula . melalui unsure komunikasi dalam arsitektur post modernarsitek menjadi lebih dekat dengan konteks geografis dan budaya setempat sehingga masyarakat tidak asing dengan lingkungan binaanya sendiri.


Arsitektur Vernakular (Tradisional) ialah arsitektur yang terbentuk dari proses yang berangsur lama dan berulang-ulang sesuai dengan perilaku, kebiasaan, dan kebudayaan di tempat asalnya. Pembentukan arsitektur berangsur dengan sangat lama sehingga sikap bentuknya akan mengakar.
Arsitektur Vernakular tumbuh dari arsitektur rakyat,yang lahir dari masyarakat etnik dan berjangkar pada tradisi etnik. Dengan demikian Arsitektur tersebut sejalan dengan paham kosmologi, pandangan hidup, gaya hidup dan memiliki tampilan khas sebagai cerminan jati diri yang dapat dikembangkan secara inovatif kreatif dalam pendekatan sinkretis ataupun eklektis. Modernisasi dan kemajuan teknologi serta interaksi sosial ekonomi menuntut kehadiran Arsitektur yang mampu berdialog dengan tuntutan baru.

ARSITEKTUR VERNAKULAR : diciptakan oleh orang-orang yeng berpengetahuan.
Jadi orang desa yang melakukan desain bisa dikatakan seorang arsitek vernakular
misal: dengan adanya candi Prambanan, Borobudur, Rumah Joglo, Rumah gadang ini semua merupakan karya arsitektur vernakular , kita tidak bisa tau siapa arsitek sebenarnya. Atau mungkin ada tapi sang arsitek tidak dituliskan secara autentik.

CIRI-CIRI ARSITEKTUR VERNAKULAR:
  Menggunakan bahan lokal
  Menggunakan pengetahuan lokal
  Menggunakan teknik yang sederhana
  Suatu produk dari masyarakat lokal
  Suatu yang berkaitan dengan budaya
|
Pengertian Arsitektur Tropis

Arsitektur Tropis adalah suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis. Letak geografis Indonesia yang berada di garis khatulistiwa membuat Indonesia memiliki dua iklim, yakni kemarau dan penghujan. Pada musim kemarau suhu udara sangat tinggi dan sinar matahari memancar sangat panas. Dalam kondisi ikim yang panas inilah muncul ide untuk menyesuaikannya dengan arsitektur bangunan gedung maupun rumah yang dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

penertiaan bidang

bandar udara

kabubaten aceh utara